Crypto Anarchy, Vires In Numeris. Konsep Yang Dikhianati

Pro dan kontra tentang penggunaan mata uang digital terenkripsi - terutama Bitcoin - sebagai alat pembayaran masih terjadi. Mereka para Bitcoin fanatik .. eh supporter dink - berteriak bahwa Bitcoin adalah mata uang masa depan, dan mereka yang berseberangan membalas sebaliknya dengan mengatakan bahwa Bitcoin adalah tidak sah dan tidak akan pernah mampu menjadi mata uang masa depan untuk transaksi jual dan beli di dunia.

Tapi dari hasil pengamatan, hiruk pikuk Bitcoin yang terjadi saat ini adalah hasil gagal pahamnya - gagal penerapan konsep - atau bahkan pengkhianatan konsep - dari sebagian besar para Bitcoin supporter itu sendiri. (buset dah, keras banget statementnya)

Ada hal menarik jika kita membaca 'paper' yang dipublikasikan oleh Satoshi Nakamoto "Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System" pada tanggal 31 Oktober 2008. Hal menarik ini akan kita temukan pada bagian referensi yang menjadi dasar pemikiran Nakamoto sehingga dia menulis dan mempublikasikan ide tentang Bitcoin. Referensi yang dimaksud adalah sebuah tulisan yang berjudul "B-Money" oleh Wei Dai, Tahun 1998



Crypto Anarchy. Vires In Numeris

Dalam "B-Money" yang menjadi referensi Satoshi Nakamoto, Wei Dai langsung 'tembak' di paragraph pertama 
" ... in a crypto-anarchy the government is not temporarily destroyed but permanently forbidden and permanently unnecessary ..." 

Apa artinya?

Crypto Anarchy. Penggunaan mata uang digital terenkripsi harus sepenuhya 'decentralized'. Para pengguna mata uang digital terenkripsi harus total setuju meniadakan sama sekali (meniadakan total) peran pemerintah - termasuk meniadakan peran Fiat (mata uang yang diregulasi pemerintah) secara total di dalam transaksi yang terjadi di dalam komunitas mereka. Ini artinya, seluruh transaksi keuangan - tidak bisa tidak - harus menggunakan mata uang digital terenkripsi saja. 

Bisakah konsep Crypto Anarchy diwujudkan? Untuk itu dibutuhkan Vires In Numeris. Strength In Numbers. Membentuk sebuah komunitas yang kuat, yang berisikan sejumlah besar orang dari berbagai belahan dunia yang TOTAL hanya mau menggunakan mata uang digital terenkripsi saja untuk bertransaksi - dan dalam hal ini perlu ditekankan adalah transaksi apa saja yang terjadi di dalam seluruh rantai jaringan transaksi, mulai dari yang paling bawah sampai ke atas ....

Misal, saya membuka sebuah usaha rumah makan masakan Padang (mendadak lapar, eh?) - maka saya hanya akan menerima Bitcoin dari para pengunjung yang datang untuk makan - dengan kata lain, saya akan menolak Fiat untuk pembayaran dari penikmat masakan Padang yang datang ke rumah makan saya. Tidak berhenti di situ saja, seluruh biaya operasional rumah makan saya menggunakan Bitcoin - mulai dari membeli bahan untuk masakan (sayur, daging,beras, bumbu), bayar rekening listrik, bayar rekening air sampai gaji karyawan. Ini yang dinamakan totalitas.

Berbicara tentang TOTALITAS kita berbicara tentang pengorbanan. Tidak hanya cinta antara sepasang manusia yang butuh pengorbanan (Huahah!! Kumat, ga bisa nahan nulis ginian), di dalam sebuah usaha untuk mewujudkan ]pengakuan' atas Bitcoin dan juga alternative coins lainnya (alt-coins) pun butuh pengorbanan ...

... dari permisalan di atas, Saya rela 'berkorban' meniadakan Fiat dan hanya menggunakan Bitcoin untuk usaha rumah makan tersebut, lalu apakah karyawan saya mulai dari pelayan sampai dengan chef juga mau berkorban di bayar dengan menggunakan Bitcoin? Apakah para petani penghasil beras, sayur dan rempah bumbu - juga para peternak yang menghasilkan daging mau saya bayar hanya dengan menggunakan Bitcoin? ....

Sudah bisa ditebak jawabannya -- tidak semua orang akan rela berkorban untuk itu. Apakah tidak rela itu karena belum bisa melepaskan diri dari ketergantungan terhadap Fiat atau karena takut melanggar hukum (kita hidup dalam wilayah wilayah negara berlandaskan hukum, jadi jelas - selama negara tempat kita tinggal belum mengakui Bitcoin sebagai mata uang yang sah untuk bertransaksi, maka penggunaannya di dalam wilayah negara itu untuk transaksi jual dan beli akan dianggap melanggar hukum)

Bitcoin Tidak (Belum) Mampu Lepas Dari Ketergantungan Terhadap Fiat.

Fakta tidak terbantahkan adalah Bitcoin dan juga alt-coins belum mampu lepas dari ketergantungan terhadap Fiat. Selama ini kita terpana ketika mendengar berita sebuah retail menjual produknya dan menerima Bitcoin sebagai pembayaran, terkagum kagum ketika melihat sebuah biro jasa perjalanan wisata menerima pembayaran dengan Bitcoin untuk paket perjalanan wisatanya. Yang selalu luput dari perhatian adalah .. Fiat masih menjadi 'FINAL DESTINATION' dari mereka yang 'katanya' mau menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran - mereka para pelaku usaha itu toh masih tetap butuh Fiat untuk membayar biaya operasional usaha mereka, jadi yang mereka lakukan adalah menerima Bitcoin kemudian menukarkannya kembali ke Fiat - karena mereka melihat, dengan menerima Bitcoin, maka mereka akan mendapatkan keuntungan lebih besar dari Fiat (apa bukan sebuah bentuk pengkhianatan konsep namanya?)

Tidak usah melihat terlalu jauh! Produksi mining rigs atau hardware yang digunakan untuk melakukan Bitcoin mining, apakah sudah secara total seluruh komponennya 'rela' diproduksi dengan menggunakan transaksi Bitcoin? Jawabannya adalah tidak! Mereka para produsen mining rigs masih harus membayar pekerja, membeli komponen dan biaya operasional lainnya dengan menggunakan Fiat.

Dan kesimpulannya sederhana saja ....

Selama Bitcoin dan alt-coins lainnya masih 'bersanding dan membutuhkan' Fiat. Konsep Decentralized masih belum terwujud, Karena selama masih ada 'hubungan' dengan Fiat yang  diregulasinya, Pemerintah akan selalu menemukan cara dan celah untuk melakukan 'intervensi' dalam bentuk apapun.

Dalam usaha agar Bitcoin dan alt-coins lainnya mendapat pengakuan hukum sebagai alat pembayaran, dibutuhkan 'anarkisme' Vires in Numeris. Sebuah komunitas pengguna yang berkata tidak kepada Fiat - TOTAL hanya menggunakan Bitcoin dan alt coins dalam setiap transaksi keuangan yang terjadi di dalam kehidupan sehari hari mereka .....

Jika bisa terwujud, maka pengakuan hukum pun mau tidak mau akan datang dengan sendirinya. Oh, well .. ini masih sangat jauh mimpinya ... seperti yang telah disebutkan - cinta butuh pengorbanan dan tidak semua orang rela berkorban demi cinta .. apalagi kalau jenis 'cinta tak pasti' ... huahahaha!! 

So, tidak usahlah berteriak teriak 'menghina' uang kertas bergambar pahlawan yang dikeluarkan pemerintah ... jika toh dalam kehidupan sehari hari masih sangat memerlukannya! Jika masih belum mampu berkorban secara total ... ya mari kita nikmati saja prosesnya ... kemana angin akan bertiup .... 


---
(c) Copy Right 2014
BTC Address: 1Hy3J4PmryXXxJsabGGv8qvpzzFR6afNzh

Comments